Rabu, 16 Maret 2011

Perilaku Produsen (resume)

Teori Produksi
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjumlahan outputnya. Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
1. Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian factor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).
2. Produksi jangka panjang, yaitu semua factor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan.

Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannyaharus menentukan dua macam keputusan:
1. Berapa output yang harus di produksinya.
2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.

Teori Ekonomi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau tekhnis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunsuk pada suatu hokum yang disebut: The Law of Diminshing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).

Produksi Optional
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini.

Least Cost Combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Pembahasan masalah seputar perilaku produsen dengan permasalahan pada produsen bahan pangan
Tujuan besar dari produsen adalah menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan modal se’minim” mungkin, karena pada dasarnya tidak ada manusai yang ingin merugi. Namun jika di telusuri lebih lanjut tidak sedikit produsen yang “bermain nakal” di dalam usahanya. Berikut ini contoh kasusnya.
Industry tahu cenderung bersifat padat karya, yaitu lebih menekankan pada kualitas tenaga kerja yang dipekerjakan pada bidang produksi industry tersebut. Produsen harus memiliki kemampuan untuk menentukan berapa banyak factor produksi yang diperlukan agar harga produksi menjadi optimal.
Banyak produsen yang kurang merasa puas dengan keuntungan yang diperolehnya, baik dari factor dalam industry maupun faktor luar, dalam bahasan ini faktor luar yng dimaksudkan adalah tidak lakunya produk jualan dikarenakan masa layak konsumsi produk yang kurang tahan lama. Maka ada produsen yang bertindak curang, diantaranya untuk menekan kerugian akibat tidak lakunya produk tahu tersebut, dalam hal ini produsen memakai formalin untuk menambah masa layak konsumsi produk tahunya.
Bila kasus ini dihubungkan dengan teori diatas, maka kita kan memperoleh keterkaitan bahwa pengusaha menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau distribusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau mendistribusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar